Telepon selular atau yang lebih dikenal dengan ponsel atau handphone
adalah sebuah benda mati yang saat ini hampir dimiliki oleh setiap
orang. Kemanapun kita pergi dialah yang selalu menemani hari-hari kita,
hampir selama 24 jam kebersamaan kita dengan benda kecil ini. Coba saja
dihitung berapa jam waktu yang dihabiskan untuk menatap layar handphone
kita dalam sehari dan berapa lama kita menggenggamnya, membawanya dalam
saku atau dalam tas kita yang juga selalu kita bawa. Handphone bahkan
mengalahkan teman duduk kita, saat sedang sedang berbincang tiba-tiba
handphone berdering atau ada notifikasi maka kita utamakan mencurahkan
perhatian pada benda kecil dalam genggaman tersebut.
Seiring kemajuan teknologi kini handphone atau ponsel tidak hanya
menjadi alat komunikasi, beberapa merk ponsel telah dilengkapi dengan
kamera yang sekelas dengan kamera digital. Ponsel sudah menjadi alat
perekam yang selalu tersedia kapan saja dan dimana saja, bisa merekam
gambar dan juga merekam video. Maka tak heran kalau saat ini banyak
bermunculan fotografer dadakan yang selalu mengambil foto dimanapun dia
berada untuk di share di jejaring sosial seperti facebook, twitter, bbm,
whatsapp dan lain-lain.
Kalau yang di share adalah makanan atau tempat wisata masih mending
lah, yang lebih gila saat ini muncul fenomena di kalangan remaja yaitu
memfoto speedometer baik motor atau mobil saat berkendara dalam
kecepatan tinggi untu di share. Mereka akan bangga bila bisa mengendarai
dengan kecepatan di atas 100km/jam dan mendapatkan komentar dari
followernya. Hal ini tentunya sangat membahayakan bukan hanya untuk
dirinya tetapi juga untuk orang-orang yang kebetulan berada di
sekitarnya. Kecepatan kendaraan diatas 100km/jam hanya dalam hitungan
detik akan berakibat fatal bila lengah dan sudah sering kita dengar
berita kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian pengemudi.
Keranjingan menjadi fotografer dadakan rupanya tidak hanya sampai
pada mengambil gambar speedometer dalam kecepatan tinggi saja, sering
kita saksikan berita baik melalui media cetak maupun elektronika
orang-orang yang harus menanggung malu bahkan sampai masuk bui lantaran
ponsel yang dimilikinya digunakan untuk mengambil gambar syur bahkan
merekam dalam format video adegan mesum yang dilakukan sepasang muda
mudi, remaja, bahkan orang tua. Yang masih hangat ulah dari ponsel ini
adalah saat seorang polwan Polda Lampung Brigadir RS yang jeprat-jepret
dengan ponselnya hanya menggunakan bra kamudian diunggah ke internet
oleh mantan kekasihnya berinisial BP yang sakit hati karena Brigadir RS
akan menikah dengan lelaki lain. Meski hanya tersebar selama 3 jam pada
jejaring sosial tetapi foto-foto tersebut telah tersebar ke seluruh
dunia, tentunya hal ini sangat membuat malu keluarga dan kerabat
dekatnya.
Tidak hanya masyarakat biasa yang keranjingan jeprat-jepret dan jadi
kameraman, dikalangan artis pun banyak yang melakukan adegan syur lalu
kemudian entah bagaimana caranya tiba-tiba foto maupun video tersebut
beredar luas di dunia maya. Bukan cuma malu tapi reputasi akan hancur
bahkan harus menjalani masa tahanan untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya di dunia, belum di akhirat.
Untuk itu yang perlu ditanamkan adalah akhlak, moral dan budi pekerti
yang baik pada setiap individu. Keyakinan bahwa hidup tidak hanya di
dunia tetapi ada alam lain yang lebih kekal dan abadi yaitu akhirat,
dimana kita akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan yang dilakukan
semasa hidup di alam fana ini. Akhlak yang baik tidak serta merta bisa
terjadi begitu saja, peranan orangtua, guru, masyarakat sekitar serta
pemerintah sangat besar dalam membentuk pribadi yang selalu mawas diri
dari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain, dari perbuatan yang dapat membuat malu diri sendiri, keluarga,
orangtua serta handai taulan.
Sebagaimana sering kita dengar ungkapan “the man behind the gun” yang
maknanya senjata secanggih apapun tergantung siapa yang menggunakan,
bila seorang aparat keamanan maka senjata tersebut dapat memberi kemanan
pada masyarakat sekitar sebaliknya bila senjata tersebut digukan oleh
seorang penjahat maka sebaliknya akan membuat resah masyarakat.
Begitupun dengan kamera yang ada pada ponsel kita, bila digunakan untuk
hal yang positif maka akan bermanfaat bagi kita dan orang lain,
sebaliknya bila digunakan untuk hal yang tidak baik maka akan merusak
pemilikinya sendiri. Kitalah yang dapat menilai apakah sesuatu itu baik
untuk dilakukan atau sebaliknya, semoga Allah SWT selalu membimbing dan
memberi hidayah kepada kita sekalian agar selalu dapat melakukan hal
yang terbaik, bermanfaat bagi diri dan masyarakat di sekitar kita.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar